BAB I
PENDAHULUAN
Di masa
lampau, wanita masih sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional yang
mengakar di tengah-tengah masyarakat. Sehingga jika ada wanita yang berkarir
untuk mengembangkan keahliannya di luar rumah, maka mereka dianggap telah melanggar
tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri di
tengah-tengah masyarakat.
Sejalan dengan
perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal di
kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda bahkan ada yang multi fungsional
karena mereka telah mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan
diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi
dimonopoli oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak terhadap
sendi-sendi kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.
BAB II
WANITA KARIER
A. Pengertian
Wanita Karier
Secara
definisi wanita karir bermakna:
1. Seorang
wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius.
2. Perempuan
yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya dengan serius
(mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain).
Pada masa
Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal sebagai wanita karir.
di antaranya yaitu Siti Khadijah, istri Nabi, adalah satu di antaranya.
Namun demikian,
kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan kita hidup di dunia.
Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk menopang sisi-sisi kehidupan
yang lain.
Penting juga
diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari
aroma yang kurang sedap. Sehingga hasilnya ciptakan suasana rumah yang
menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih
menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah
bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa
dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk
mencari ridha Allah. karena segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah
bila diniatkan hanya untuk Allah.
B. Wanita Karir dalam Pandangan Islam
Dalam Islam
yang ditekankan bukanlah memamerkan siapa yang berperan paling
banyak, tetapi
peran maksimal apa yang dapat kita berikan. Bahwa peran kita
kemudian diakui
atau tidak, tidaklah begitu penting. Itulah yang membuat banyak
wanita modern
sekarang memilih untuk menjadi seorang wanita karir.
Pada masa
Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal sebagai wanita
karir. Siti
Khadijah, istri Nabi, adalah satu di antaranya.
Ekonomi
merupakan kebutuhan dasar manusia dan itu diakui secara universal .
Quran secara
eksplisit memerintahkan kita untuk rajin bekerja sepanjang hari
dalam seminggu
tanpa mengenal hari libur, tentu saja dengan tanpa melupkan
ibadah harian
yang diwajibkan seperti shalat (QS Al Jum’ah 62 :9).
Namun demikian,
kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan
kita hidup di
dunia. Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk menopang
sisi-sisi
kehidupan yang lain.
Islam adalah
agama yang telah lama berkenalan dengan wanita, memposisikan
wanita sesuai
fitrah diciptakannya, wanita pun turut memiliki kedudukan mulia
sebagai
khalifah layaknya kaum Adam. Peranan sentralnya sebagai pembentuk
generasi shalih
menjadi tumpuan utama bagi proses perjalanan kehidupan.
Lantas
bagaimana karir wanita dalam perspektif Islam? Islam menjunjung tinggi
derajat wanita,
menghormati kesuciannya serta menjaga martabatnya, maka,
dalam kehidupan
sehari-hari Islam memberikan tuntunan dengan ketentuan hukum
syariat yang
akan memberikan batasan dan perlindungan bagi kehidupan wanita,
semuanya
disediakan Islam sebab wanita memang istimewa, agar wanita tidak
menyimpang dari
apa yang telah digariskan Allah terhadap dirinya, semuanya
merupakan bukti
bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahim terhadap seluruh
hamba-hambaNya.
Allah
menciptakan kaum Adam dan Hawa sesuai fitrah dan karakter keduanya yang
unik. Secara
alami (sunatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan
melakukan
pekerjaan yang berat, menjadi pemimpin dalam segala urusan,
khususnya
keluarga, Negara dan lain-lain. Kaum Adam pun dibebani padanya tugas
menafkahi
keluarga secara layak. Sedangkan bentuk fitrah wanita yang tidak bisa
di gantikan laki-laki
adalah, mengandung, melahirkan, menyusui, serta menstruasi
yang sering
mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang,
pusing-pusing,
rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir. Wanita hamil ketika
melahirkan
membutuhkan waktu istirahat cukup banyak, kemudian menunggu
hingga 40/60
hari dalam kondisi sakit dan merasakan tekanan yang demikian
banyak.
Ditambah masa menyusui yang menghabiskan waktu selama dua tahun.
Selama masa
tersebut, si bayi menikmati makanan dan gizi yang di makan sang
ibu, sehingga
otomatis dapat mengurangi stamina si ibu. Haruskah “beban” berat
alamiah
tersebut diperparah dengan tugas di luar tanggungjawabnya?
Oleh karena itu, Dînul Islâm menghendaki agar
wanita melakukan pekerjaan/ karir
yang tidak
bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak membatasi
haknya di dalam
bekerja, kecuali pada aspek yang menyinggung garis-garis
kehormatannya,
kemuliaannya dan ketenangannya, yang dapat berakibat pada
pelecehan dan
pencampakan. Peran wanita muslimah selain mendidik
anak-anaknya,
diharapkan berbuat baik pada suami dan menaatinya setelah
ketaatannya
pada Allah Swt. Rasulullah Saw memuji wanita shalihah dengan
haditsnya
ketika beliau ditanya tentang siapakah sebaik-baiknya wanita? Rasulullah
Saw bersabda;
yang artinya: “Wanita yang menyenangkan jika dipandang, menurut
jika
diperintah, tidak mengingkari dirinya dan hartanya sesuatu yang dilarang” (H.R.
An-Nasa’i).
C. Dampak Positif
dan Negatif Wanita Karier
1. Dampak
Positif
a. Terhadap
kondisi ekonomi keluarga
Dalam kehidupan
manusia kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan primer yang dapat menunjang
kebutuhan yang lainnya. Kesejahteraan manusia dapat tercipta manakala
kehidupannya ditunjang dengan perekonomian yang baik pula.
Dengan
berkarir, seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang kemudian dapat
dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pratiwi
Sudamona mengatakan bahwa pria dan wanita adalah “Mitra Sejajar” dalam
menunjang perekonomian keluarga. Dalam konteks pembicaraan keluarga yang
modern, wanita tidak lagi dianggap sebagai mahluk yang semata-mata tergantung
pada penghasilan suaminya, melainkan ikut membantu berperan dalam meningkatkan
penghasilan keluarga untuk satu pemenuhan kebutuhan keluarga yang semakin
bervariasi.
b. Sebagai
Pengisi Waktu
Pada zaman
sekarang ini hampir semua peralatan rumah tangga memakai teknologi yang
mutakhir, khususnya di kota-kota besar. Sehingga tugas wanita dalam rumah
tangga menjadi lebih mudah dan ringan. Belum lagi mereka yang menggunakan jasa
pramuwisma (pembantu rumah tangga), tentu saja tugas mereka di rumah akan
menjadi sangat berkurang. Hal ini bisa menyebabkan wanita memiliki waktu luang
yang sangat banyak dan seringkali membosankan. Maka untuk mengisi kekosongan
tersebut diupayakanlah suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Diungkapkan
oleh Abdullah Wakil bahwa kemudahan-kemudahan yang didapat wanita dalam
melakukan tugas rumah tangga, telah menciptakan peluang bagi mereka untuk
leluasa mencari kesibukan diluar rumah, sesuai dengan bidang keahliannya supaya
dapat mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat sebagai wanita
yang aktif berkarya.
c. Peningkatan
sumber daya manusia
Kemajuan
teknologi di segala bidang kehidupan menuntut sumber daya manusia yang
potensial untuk menjalankan teknologi tersebut. Bukan hanya pria bahka
wanitapun dituntut untuk bisa dapat mengimbangi perkembangan teknologi yang
makin kian pesat.Jenjang pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah
menjadikan mereka sebagai sumber daya potensial yang diharapkan dapat mampu
berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat berguna bagi
masyarakat, agama, nusa dan bangsanya.
d. Percaya diri dan lebih
merawat penampilan
Biasanya
seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas untuk berhias diri,
karena ia merasa tidak diperhatikan dan kurang bermanfaat. Dengan berkarir,
maka wanita merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga timbullah kepercayaan
diri. Wanita karir akan berusaha untuk memercantik diri dan penampilannya agar
selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan kebanggaan tersendiri bagi
suaminya, yang melihat istrinya tampil prima di depan para relasinya.
2. Dampak
negatif
Diantara dampak
negatif yang ditimbulkan, antara lain:
a. Terhadap
Anak
Seorang wanita
karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah seharian bekerja di
luar rumah, hal ini secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkat
kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan rumah tangga
sehari-hari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya. Jika hal itu terjadi maka
sang Ibu akan mudah marah dan berkurang rasa pedulinya terhadap anak. Survey
yang dilakukan di negara-negara Barat menunjukkan bahwa banyak anak kecil yang
menjadi korban kekerasan orangtua yang seharusnya tidak terjadi apabila mereka
memiliki kesabaran yang cukup dalam mendidik anak.
Hal lain yang
lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-anak kepada hal yang negatif, seperti
tindak kriminal yang dilakukan sebagai akibat dari kurangnya kasih sayang yang
diberikan orangtua, khususnya Ibu terhadap anak-anaknya.
b. Terhadap
Suami
Di kalangan
para suami wanita karir, tidaklah mustahil menjadi suatu kebanggaan bila mereka
memiliki istri yang pandai, aktif, kreatif, dan maju serta dibutuhkan masyarakat,
Namun dilain sisi mereka mempunyai problem yang rumit dengan istrinya. Mereka
juga akan merasa tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya sebagai suami.
Sebagai contoh, apabila suatu saat seorang suami memiliki masalah di kantor,
tentunya ia mengharapkan seseorang yang dapat berbagi masalah dengannya, atau
setidaknya ia berharap istrinya akan menyambutnya dengan wajah berseri sehingga
berkuranglah beban yang ada. Hal ini tak akan terwujud apabila sang istri pun
mengalami hal yang sama. Jangankan untuk mengatasi masalah suaminya, sedangkan
masalahnya sendiripun belum tentu dapat diselesaikannya. Apabila seorang istri
tenggelam dalam karirnya, pulang sangat letih, sementara suaminya di kantor
tengah menghadapi masalah dan ingin menemukan istri di dalam rumah dalam
keadaan segar dan memancarkan senyuman kemesraan, tetapi yang ia dapatkan
hanyalah istri yang cemberut karena kelelahan. Ini akan menjadi masalah yang
runyam dalam keluarga.
Kebanyakan
suami yang istrinya berkarir merasa sedih dan sakit hati apabila istrinya yang
berkarir tidak ada di tengah-tengah keluarganya pada saat keluarganya
membutuhkan kehadiran mereka. Juga ada keresahan pada diri suami, khususnya
pasangan-pasangan usia muda karena mereka selalu menunda kehamilan dan menolak
untuk memiliki anak dengan alasan takut mengganggu karir yang tengah dirintis
olehnya.
c. Terhadap
Rumah Tangga
Kemungkinan
negatif lainnya yang perlu mendapat perhatian dari wanita karir yaitu rumah
tangga. Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kelalaian seorang
istri dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki
keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam
berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk mencapai
keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan tugas sebagai ibu dan
istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan perpecahan dalam rumah tangga tidak
bisa dihindarkan lagi.
d. Terhadap
Masyarakat
Hal negatif
yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak hanya berdampak terhadap
keluarga dan rumah tangga, tetapi juga terhadap masyarakat sekitarnya, seperti
hal-hal berikut:
1. Dengan
bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya di berbagai sektor
lapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan
meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan pria, karena lapangan pekerjaan
yagn ada telah diisi oleh wanita. Sebagai contoh, yang sering kita lihat di
pabrik-pabrik. Perusahaan lebih memilih pekerja dari kalangan wanita ketimbang
pria, karena selain upah yang relatif minim dan murah dari pria, juga karena
wanita tidak terlalu banyak menuntut dan mudah diatur.
2. Kepercayaan
diri yang berlebihan dari seorang wanita karir seringkali menyebabkan mereka
terlalu memilih-milih dalam urusan perjodohan. Maka seringkali kita lihat
seorang wanita karir masih hidup melajang pada usia yang seharusnya dia telah
layak untuk berumah tangga bahkan memiliki keturunan. Selain itu banyak pria
yang minder atau enggan untuk menjadikan wanita karir sebagai istri mereka
karena beberapa faktor; Seperti pendidikan wanita karir dan penghasilannya yang
seringkali membuat pria berpikir dua kali untuk menjadikannya sebagai
pendamping hidup. Sementara itu dilain sisi pria-pria yang menjadi dambaan para
wanita karir ini -kemungkinan karena terlalu tinggi kriterianya- telah lebih
dulu berkeluarga dan membina rumah tangga dengan wanita lain. Hal inilah
mungkin yang menyebabkan timbulnya anggapan dalam masyarakat bahwa “Semakin
tinggi jenjang pendidikan yang dapat diraih oleh wanita maka semakin sulit pula
baginya untuk mendapatkan pendamping hidup.”
BAB
III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
di atas dapat disimpulkan, bahwa:
1. Wanita
karier adalah perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan
kerjanya dengan serius.
2. Dengan
berkarier, seorang wanita akan mendapatkan imbalan yang kemudian dapat
dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
3. Wanita
karier berdampak Positif terhadap ekonomi keluarga, pengisi waktu luang,
peningkatan sumber daya manusia, percaya diri dan lebih merawat pada
penampilannya.
4. Wanita
karier juga berdampak negative terhadap perkembangan anak, suami, rumah tangga,
dan masyarakat sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar